Powered By Blogger

Jumat, 25 Mei 2012

KARIES GIGI DAN BAHAN TUMPATAN


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Teknologi produksi bahan tumpatan saat ini berkembang cukup pesat dibandingkan 50 tahun yang lampau. Hal ini membuat para dokter gigi mempunyai banyak  pilihan untuk merestorasi gigi berlubang, rusak, patah bahkan yang hilang sekalipun. Para periset terus mengembangkan bahan-bahan seperti porselen dan polimer agar makin mendekati penampakan gigi asli. Termasuk diantaranya dengan pemanfaatan teknologi nano (william, 1987).
             Bahan-bahan baru ini tidak menggantikan bahan-bahan restorasi yang sudah ada selama ini seperti emas, alloy berbahan dasar logam dan amalgam. Hal ini disebabkan oleh kekuatan dan keawetan bahan-bahan tumpatan tersebut masih diperlukan dalam kondisi tertentu, misalnya untuk menambal gigi belakang yang banyak menanggung beban kunyah. Kondisi mulut dan kesehatan umum pasien mempengaruhi jenis bahan tumpatan yang dipilih, dari segi penampilan, keawetan dan harga. Selain itu di mana dan bagaimana bahan tumpatan akan diletakkan, waktu dan frekuensi kunjungan yang diperlukan untuk mempersiapkan serta menambalkan gigi juga harus dipertimbangkan dalam memilih jenis bahan tumpatan. Keputusan mengenai bahan mana yang dipilih sebaiknya didiskusikan dulu dengan dokter gigi sebelumnya (william, 1987).
Dengan perkembangan bahan tumpatan yang pesat saat ini, kita mampu melakukan tumpatan gigi dengan lebih mudah. Dalam melakukan penumpatan pada gigi berlubang, hal yang perlu diperhatikan adalah letak dan kedalaman gigi berlubang tersebut agar kita lebih mudah memilih bahan tumpatan yang ingin digunakan (Melinda,2008).
1.2  Rumusan Masalah
1)      Bagaimanakah pengaruh antara letak dan kedalaman gigi berlubang dengan pemilihan bahan tumpatan yang digunakan?
2)      Apa saja jenis bahan tumpatan dalam Kedokteran Gigi?
3)      Bagaimana sifat, komposisi, dan manipulasi masing-masing bahan tumpatan?
4)      Apa yang dimaksud dengan merkuri dan efeknya bagi kesehatan?
5)      Apa manfaat dari bahan tumpatan bagi kesehatan gigi dan mulut?

1.3  Tujuan
1)      Untuk mengetahui pengaruh letak gigi berlubang terhadap pemilihan bahan tumpatan
2)      Untuk mengetahui jenis bahan tumpatan yang sering digunakan pada praktek Kedokteran Gigi
3)      Untuk mengetahui sifat, komposisi, dan manipulasi masing-masing bahan tumpatan
4)      Untuk mengetahui pengertian merkuri dan efeknya bagi kesehatan
5)      Untuk mengetahui manfaat penggunaan bahan tumpatan bagi kesehatan gigi dan mulut
1.4  Hipotesa
Letak dan kedalaman gigi berlubang berpengaruh dalam pemilihan bahan tumpatan yang digunakan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karies Gigi
Karies berasal dari bahasa Latin yaitu caries yang artinya kebusukan. Karies gigi adalah suatu proses kronis regresif yang dimulai dengan larutnya mineral email sebagai akibat terganggunya.
Keseimbangan antara email dan sekelilingnya yang disebabkan oleh pembentukan asam microbial dari substrat sehingga timbul destruksi komponen-komponen organik yang akhirnya terjadi kavitas. Dengan perkataan lain, dimana prosesnya terjadi terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi.
Sehingga membentuk lubang yang tidak dapat diperbaiki kembali oleh tubuh melalui proses penyembuhan, Pada proses ini terjadi demineralisasi yang disebabkan oleh adanya interaksi kuman, karbohidrat yang sesuai pada permukaan gigi dan waktu (Narlan,1995).
Perkembangan karies dapat berbeda antara satu dan lain orang dari antara populasi satu dan populasi lain. Apabila perkembangannya lambat, mungkin membutuhkan waktu bertahuntahun lamanya sehingga karies menjadi kavitas besar. Akan tetapi proses yang sama hanya membutuhkan waktu beberapa bulan saja, kalau perkembangannya cepat (Narlan, 1995).
Tanda-tanda karies gigi merupakan suatu keretakan pada email atau kavitas pada gigi, dentin di dalam kavitas lebih lunak dari pada dentin di sekelilingnya, dan merupakan suatu daerah pada email yang mempunyai warna yang berbeda dengan email sekelilingnya        (Narlan,1995).
Karies yang berkembang cepat biasanya berwarna agak terang, sedangkan karies yang berkembang lambat biasanya berwarna agak gelap. Akan tetapi pit (lekukan pada email gigi) dan fisur (bentuk lekukan email gigi pada gigi molar dan pre molar) kadang-kadang berwarna tua, bukan karena karies gigi, tetapi karena noda akibat beberapa makanan (Narlan,1995).
Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab karies gigi, penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaan dan bentuk gigi tersebut. Gigi dan fisur yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi (Narlan,1995).

2.1.1. Klasifikasi Karies Gigi
Gambar 2.3. Anatomi Gigi Sehat dan Gigi Karies

1. Berdasarkan Stadium Karies (dalamnya karies)
a.       Karies Superfisialis, di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena (Narlan,1995).
Gambar 2.4. Karies Superfisialis

b.      Karies Media, di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin (Narlan,1995).
Gambar 2.5. Karies Media

c.       Karies Profunda, di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang kadang sudah mengenai pulpa (Narlan,1995).
Gambar 2.6. Karies Profunda

2. Berdasarkan Keparahan atau Kecepatan Berkembangnya

a.       Karies Ringan
Kasusnya disebut ringan jika serangan karies hanya pada gigi yang paling rentan seperti pit (depresi yang kecil, besarnya seujung jarung yang terdapat pada permukaan oklusal dari gigi molar) dan fisure (suatu celah yang dalam dan memanjang pada permukaan gigi) sedangkan kedalaman kariesnya hanya mengenai lapisan email (iritasi pulpa).
b.      Karies Sedang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar